Friday 10 December 2010

Memulai OpenCV dengan Microsoft Visual Studio 2008

Kebutuhan Instalasi:
  1. Microsoft Visual Studio 2008
  2. OpenCV 2.1.0 Windows Executable Install
OpenCV 2.1.0 HelloWorld
  • Memulai Object baru dengan (Start->All Programs --> Microsoft Visual Studio 2008
  1. File --> New --> Project --> Win 32 Console Aplication
  2. Name:'OpenCV_Helloworld' ...'OK'....'Finish'


  • Configure Project Directory
  1. Tools -> Options -> Projects and Solutions -> VC++ Directories
  2. Include Directories... add: 'C:\OpenCV2.1\include\opencv
  3. Library Directories... add: 'C:\OpenCV2.1\lib
  4. Source Directories... add: 'C:\OpenCV2.1\src\cv; C:\OpenCV2.1\src\cvaux; C:\OpenCV2.1\src\cxcore; C:\OpenCV2.1\src\highgui; C:\OpenCV2.1\src\ml
  5. Linker -> Input -> Additional Dependencies
  • Buat Isi dari "OpenCV_Helloworld.cpp" seperti berikut:
#include "stdafx.h"
#include
#include
#include


int _tmain(int argc, _TCHAR* argv[])
{
IplImage *img = cvLoadImage("funny-pictures-cat-goes-pew.jpg");
cvNamedWindow("Image:",1);
cvShowImage("Image:",img);

cvWaitKey();
cvDestroyWindow("Image:");
cvReleaseImage(&img);

return 0;
}
  • Debug

Thursday 9 December 2010

Transfer Learning

Sudah hampir tiga bulan ini aku bergelut dengan transfer learning. Dimulai dengan TrAdaBoost sampai dengan multi source TrAdaBoost. Mengapasih kok harus ada Transfer Learning? Sebenarnya kalo tak amati kenapa sih kok harus ada transfer learning adalah gara-gara kita ingin membuat suatu system yang dia seperti manusia. Misal seperti ini, manusia yangsudha pernah nyetir mubil akan lebih mudah untuk nyetir bus dari pada manusia yang belum pernah nyetir mobil sama sekali. Kenapa demikian? Jawabannya adalah karena manusia bisa melakukan transfer learning. Pengetahuan yang dia dapatkan ketika belajar nyetir mobil dia gunakan lagi ketika belajar nyetir bus. Karena ada beberapa prosedur dari nyetir mobil dan nyetir bus yang hampir sama. Sehingga orang yang sudah pernah nyetir mobil tidak harus belajar dari awal untuk nyetir bus. Tentu saja denga begini mereka akan lebih cepat untuk menyesuaikan diri dari pada orang yang belum pernah belajar mobil sama sekali.
Lalu apa hubungannya dengan mesin? Kalau di suatu system sebenarnya tujuan kita menggunakan transfer learning adalah hampir sama. Namun mungkin kasusnya beda. Sebenarnya ada beberapa macam transfer learning seperti instance transfer, model transfer, dll. karena yang sudah saya pelajari adalah instance transfer makan yang saya ketahui lebih dalam adalah instance transfer. Di dalam instance transfer kita mengenal adanya target domain dan source domain. Inilah yang mebedakan dengan batch learning. Kalau di dalam batch learning kita hanya menggunakan satu domain, di sini kita menggunakan dua domain. Karena kita berasumsi kedua domain tersebut berbeda.
Target domain adalah domain dimana testing data berada. Biasanya jumla data di target domain ini sangat sedikit. Karena di dalam statistik suatu data yang jumlahnya sedikit itu kadang-kadang tidak valid untuk membuat model dengan sebab bisa menimbulkan overfitting, maka butu tambahan data. Di sisi lain, kemungkinan kita mempunyai banyak data dengan karakteristik yang berbeda dengan target domain namun masih ada beberapa kesamaan. Lha di sini kita bisa memakai data ini untuk training. Inilah yang di sebut dengan soure domain.

Thursday 4 November 2010

A cup of Ukhuwah Tea "Third Part"

"A Cup of Ukhuwah Tea" yah inilah namanya. Acara dua mingguan yang dilakasanakan oleh kemuslimahan FORMMIT utaratu (yaitu FORMMIT yang ada di wilayah Taipei). Adapaun tujuan dari acara ini adalah untuk menjalin silaturrahmi teman-temun muslimah yang tinggal di wilayah Taipei dan sekitarnya, sambil menambah pengetahuan keislaman.

Wednesday 7 July 2010

Keniscayaan Sebuah Dakwah

Kejayaan islam itu pasti. Itulah kata-kata yang selalu terukir dibenak ketika semangat-semangat untuk bekerja itu turun. Itulah kata-kata yang selalu terngiang-ngiang, ketika tidak hanya satu kali tetapi sering hati ini merasa kecewa dengan hasil kerja atau ketika diri ini merasa kecewa dengan orang-orang tertentu.

Emang benar, hanya Allahlah yang berhak memberi hidayah kepada makhlukNya. Kita sebagai manusia hanya mampu berusaha menyampaikan informasi. Ketika diri ini merasakan begitu indahnya dien ini, betapa mulianya dien ini dan betapa sempurnanya dien ini, rasanya ingin sekali diri ini berbagi. Dan salah satu cara untuk berbagi itu adalah dengan dakwah, dengan harapan orang lain bisa merasakan seperti apa yang kami rasakan.

Tapi jalan dakwah itu bukanlah jalan yang mulus. Banyak orang yang berguguran di jalan ini. Entah karena lingkungan, karena kecewa atau karena yang lain. Yang jelas sangat banyak, tidah hanya sepuluh atau dua puluh orang tetapi ratusan dan bahwkan mungkin sampe ribuan. Berjalan di sini pun diperlukan kemampuan ekstra, baik kecerdasan, kesehatan, kekacaan, akhlaq mulia, keimanan, ketakwaan, dll.

Ya Allah, diri ini tidak mampu apa-apa. Diri ini belum bisa berbuat apa-apa. Hambamu memohon ya Allah, kuatkanlah langkah diri ini, tegarkanlah ya Allah, dan jalgalah niat dan keikhlasan diri ini. Ya Allah apabila emang diri ini pernah kecewa, jangan biarkan kekecewaan itu menggerogoti semangat kami ya Allah. Jadikanlah itu sebagai pembelajaran bagi kami ya Allah. Kami yakin bahwa tidak ada sesuatu yang sia-sia. Aamiin.

Wednesday 30 June 2010

Pertemuan dan Perpisahanku dengan Seorang Muslim Myanmar


Dalam setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Kenapa kita harus menangisinya? Tapi ya Allah, sungguh terasa berat perpisahan ini bagiku. Walaupun mungkin tidak hanya hambamu ini saja yang merasa berat dengan perpisahan ini, tetapi teman-teman di dorm pasti merasakan hal yang sama.

Ya, namanya adalah Xiao li, gak tau apakah spellingnya benar apa tidak. Dia adalah seorang muslim dari Myanmar. Pada pertengahan Ramadhan tahun lalu, semua cerita tentang Xiao li dan kami (baca: aku dan teman-temanku muslim dari Indo) berawal. Masih teringat betul bagaimana cerita itu bermula. Waktu itu habis tarawih, mbak Lilik sedang mencuci di mesin cuci, kemudian datanglah Xiao li mendekati mbak Lilik dan bertanya "Ni shi muslim ma?" dalam bahasa mandarin yang artinya "Apakah kamu muslim?". Untung pada waktu itu yang ditanyain adalah mbak Lilik ,yang bahasa mandarinnya sudah lihai, jadinya dia tahu maksudnya. Trus langsung saja mbak Lilik mengiyakannya. Habis itu dengan senang hati mbak Lilik mengenalkan Xiao li dengan aku dan Farida karena kita sekamar.

Percakapan di antara kita sangat minim sekali waktu itu, karena kendala bahasa. Coba bayangkan, kami yang tidak bisa bahasa mandarin dan selama ini hanya mengandalkan bahasa inggris harus bercakap-cakap dengan Xiao li yang bahasa sehari-harinya adalah bahasa mandarin dan sangat sedikit menggunakan bahasa Ingris harus bercakap-cakap. Jadinya, hanya saling diam. Kemudian mbak lilik mengajak Xiao li ke masjid untuk buka bersama dan taraweh. Waktu itu kita agak jarang ketemu. Kemudian gak tau sejak kapan, Xiao li jadi sering ke kamar kami. Kita makan bersama, bercanda bersama, walupun aku lebih sering diam. Mbak liliklah yang sering ngajak dia bicara, karena emang diantara kami yang paling mahir bahasa mandarinnya adalah mbak Lilik. Teringat betul, waktu itu dia belum shalat, dan alhamdulillah lama kelamaan ketika di ajak shalat dia mau.

Babak baru hubungan kami semakin membaik sejak enam bulan lalu, ketika Xiao li memutuskan untuk pindah ke kamar kami. Interaksi antara kami jadi semakin sering. Berlahan-lahan namun pasti aku dan Farida mulai berani ngomong pake bahasa Zhongwen. Walaupun banyak salahnya, tetapi karena rahmat Allah, Xiao li ngerti dan komunikasi diantara kami terjalin. Dan Xiao li pun berlahan-lahan belajar bahasa inggris. Subhanallah, sejak saat itu dia jadi mau belajar iqro' walaupun mulai dr iqra' 1, dia mau menghafal surat2 pendek, pokoknya banyak deh.

Xiao li oh Xiao li, anaknya pekerja keras. Dia mengajarkan banyak hal padaku. Dia mengajarkan arti keikhlasanm, bekerja keras, tidak pernah mengeluh, keceriaan. Sejak lulus SMP dia merantau ke Taiwan, melanjutkan SMA dan kuliah sambil bekerja. Hidupnya amat sangat jauh lebih keras dari pada yang pernah aku alami.

Kini, setelah satu semester berlalu, akhirnya perpisahanpun harus aku hadapi. Aku sangat kaget sekali, ketika Xiao li berkata dia akan cuti selama satu tahun. Dia ingin kerja dulu di kauhsiung baru nanti akan melanjutkan sekolah lagi. Tapi apa daya, aku tidak mampu untuk mencegahnya. Aku merasa sangat kehilangan Xiao li. Selamat jalan Xiao li, semoga engkau baik-baik saja di sana, dan selalu dalam rahmat dan petunjuk Allah. Semoga Allah memberikan kehidupan yang lebih baik kepadamu. Pesanku, jangan lupa untuk tetap menjaga shalatmu. Semoga nanti kita dipertemukan oleh-Nya dalam kondisi yang lebih baik. Aamiin.

Tuesday 29 June 2010

Machine learning and Bioinformatics Laboratory

Inilah lab di mana aku akan menghabiskan waktuku selama masterku di Taiwan. Beranggotakan sekitar 12 orang, dan aku perempuan sendiri di sini. Internasional studentnya ada 2 aku dan temanku. Bidang yang kami pelajari tentang dimensional reduction, graphical model, SVM, online learning, transfer learning, adaBoost, dll. Bahkan algoritma genetika yang sangat aku sukai, kata profku sudah bukan jamannya lagi. Jadilah aku harus belajar semua hal yang baru.
Kebanyakan temen-temenku sulit berbahasa inggris, dan aku sendiri sulit berbahasa cina. Jadinya, sulitlah terjadi komunikasi antara aku dan teman-temanku. Aku sering ngelab, hampir setiap hari aku ngelab. Aku hanya bisa diam di depan komputer, jarang bicara.
Hampir setiap minggu aku progresss ke professor, sebenarnya rasanya berat. Apalagi dengan beban kuliahku yang berat. Tapi emsng dengan begitu banyak ilmu yang bisa tak dapat.
Baru di akhir semester ke dua inilah, aku mencoba bicara dengan mereka. Dengan bahasa cina yg terbata-bata, aku mencoba untuk komunikasi. ALhamdulillah, akhirnya walaupun hanya sepatah dua patah kata aku bisa komunikai dengan mereka.
Sekarang yang ingin aku lakukan adalah, aku ingin bisa beradaptasi dengan mereka, mengenalkan islam kepada mereka, dan menunjukkan bahwa islam itu adalah agama yang sempurna. Ya Allah berilah aku jalan. Aamiin