Wednesday 21 August 2019

Semua ini tidak mudah

Tidak terasa sudah 2 bulan kami disini. Berada di negara asing, berangkat bareng bersama keluarga. Santai itu hanya di minggu pertama kedatangan, karena pada waktu itu uang saku masih lumayan, belum ada beban kuliah, dan lain-lain.

Lalu kemudian saya mulai dengan aktivitas ngelab. Kenapa ngelab? padahal ngerjakan dari rumah juga bisa, secara kan jurusannya computer science. Jawabanya adalah karena ingin fokus. Namun hal ini tidak mudah bagi suami yang biasanya bekerja sekarang hanya dirumah momong anak. Sungguh aku merasakan bagaimana tertekannya suami. Dan Aira juga mulai tertekan karena tidak punya teman main. Dia sempat protes dengan membantah apa yang kami perintahkan. Dan sedihnya lagi ketika dimarahi, dia nangis sama minta pulang ke Indo. Sedih sekali kalau mengingatnya.

Minggu-minggu berikutnya kami mulai terbiasa menjalani aktifitas ngelab dan momong, namun kendala lain datang yaitu beasiswa yang ga cair-cair padahal sisa uang sudah menipis. Hal ini sebenarnya salahku juga sih, tidak segera lapor dan ngajukan beasiswa waktu pertama kali datang. Kekhawatiran mulai muncul, dan membuat diri ini tertekan. Hingga akhirnya tepat di minggu ke 4 kedatangan beasiswa keluar. Alhamdulillah

Kemudian bulan berikutnya suami mulai bosan, suami mulai bingung mencari kerja. Ini juga membuat suami tertekan. Ternyata cari kerja di sini tidak semudah seperti yang saya tanyakan ke teman-teman. Akhirnya suami dapat kerja loper majalah, 2 kali seminggu dengan gaji 100 dolar lah ya perminggunya. Tapi ini lumayan berat karena harus pake sepeda, bawa barang yang berat di jalan yang naik turun. Kasihan juga aku melihatnya.

Akhirnya kami putuskan untuk beli mobil, alhamdulillah dapat mobil yang harganya miring dengan tahun yang masih baru. Setelah beli mobil, baru nyadar ternyata uang tidak cukup untuk biaya hidup 2 bulan ke depan. Tertekan lagi, stress lagi, depresi lagi. Subhanallah beginilah dukanya sekolah, tantangannya banyak.

Hanya doa yang menjadi harapan "Semoga Allah memberikan kemudahan, memberikan kesabaran pada kami sekeluarga untuk melalui ujian ini". Aamiin

Bagaimana cara mengecek apakah suatu module sudah terinstall di python apa belum?

Langsung aja ya, untuk mengecek apakah suatu modul sudah terinstall atau belum di dalam python bisa menggunakan cara berikut:

1. Di dalam python terminal ketikkan perintah  'import sys'
2. Kemudian ketikan perintah 'nama modul' in sys.modules. Contoh jika mau ngecek apakah numpy sudah ada atau belum ketikkan 'numpy' in sys.modules
Jika ada maka akan dikeluarkan jawaban 'true', jika tidak maka 'false'
3. Contohnya adalah seperti gambar berikut:



atau kita  juga bisa menampilkan seluruh daftar modul yang ada di pyton dengan mengetikan help () kemudian ketikan modules. Contohnya adalah sebagai berikut:






maka contoh hasilnya adalah seperti berikut:


Sekian, semoga bermanfaat

Saturday 29 June 2019

Inilah Biaya yang Harus dikeluarkan Ketika Mengajak Keluarga Kuliah di Australia

Karena teringat dulu waktu rencana kuliah bersama keluarga berapa biaya yang harus tak siapkan? Cari-cari di internet ndak nemu, akhirnya saya tulislah rincian biaya tersebut disini.

Pertama, biaya yang harus disiapkan adalah biaya asuransi. Biaya asuransi ini beda-beda tergantung lama studinya dan tergantung jenisnya (single, couple untuk yang belum punya anak, family untuk maksimal anak 2 kalau tidak salah). Untuk kasus saya, karena saya adalah mahasiswa PhD 4 tahun dengan 1 anak, maka harus bayar yang family untuk 54 bulanan kalau ga salah yaitu sebesar AUD 17.100 = Rp 171.000.000. Besaran itu juga tergantung dengan provider asuransi (OSHC kalau di Australia). Dari membandingkan beberapa provider asuransi, membayar asuransi lewat kampuslah yang menurut saya paling murah karena kita mendapatkan diskon mahasiswa. Kalau diluar yang dari kampus bisa nyampe 200 jutaan. Dalam kasus ini sebanya 3420 aud sudah dibayarkan beasiswa jadi saya tinggal mbayar sisanya sekitar 138 jt.

Kedua, biaya tes kesehatan. Waktu itu saya tes kesehatan di RS Premier surabaya. Untuk yang dewwasa harus pakai foto ronten sehingga biayanya 1.100.000, untuk yang anak-anak dibawah 5 tahun membayar separonya. Jadi total 2 dewasa 1 anak biayanya IDR 2.750.000, biaya ini tentu beda jika jumlah anak bertambah.

Ketiga, tiket pesawat. Waktu otu saya naik Garuda Indonesia, soalnya ini penerbangan yang jauh bagi anak saya pertama kali. Jadi kalau ga nyaman, takut anak rewel. Kelemahannya lebih mahal sih. Waktu itu saya habis 16.400.000, karena ada promo jadinya kena 15.400.000 untuk 3 orang. Anak dibawah 11 tahun hanya membayar 80 persen saja. Untuk tiket ini beda maskapai tentu beda. Sebenarnya ada maskapai Scoot, air asia yang jauh lebih murah sekitar separonya kalau mau hemat.

Ke empat, tempat tinggal. Karena bawa keluarga dengan anak kecil, saya harus memastikan kalau nyampe harus sudah ada tempat tinggal. Jadi saya cari tempat jauh2 hari sebelumnya. Alhamdulillah ada teman yang lagi kuliah disana yang berdia inspekan. Untuk tempat tinggal 1 minggu beserta bondnya saya mengeluarkan 1020 AUD= Rp 10.200.000

Kelima, biaya visa. Biaya visa untuk 1 orang atau 1 keluarga sama saja. yaitu 575 AUD=Rp 5.750.000 beserta tarif kalau pakai CC sekitar 9 dolar kalau ga salah. Karena saya waktu itu bermasalah dengan agen pertama visanya ndak diurus2, saya pindah ke agen kedua, jadinya saya dikenakan biaya jasa pembuatan visa sebesar 1.500.000, jadi total yang saya keluarkan adalah 8.750.000 an tepatnya sudah lupa ya

Keenam, uang tabungan di bank untuk biaya satu tahun. Karena saya ditanggung beasiswa sedangkan anak dan suami belum, jadi harus ada uang dibank untuk jaminan kita disana tidak terlantar minimal dalam 1 tahun. besarannya sudah ditetapkan diwebnya, namun kira-kira sekitar 100 juta lah ya. Kalau saya, karena pas-asan, buku tabungan saya print dulu, baru saya ambil untuk mbayar asuransi.

Jadi, agar lebih aman mungkin kita bisa disiapkan 138 juta+2,75 juta+ 15.5 jt+10,2 jt+ 8,75 jt+100 jt ya sekitar 250 jt an lah insyaAllah cukup.

Bagi yang mau sekolah ke Australia, saya doakan semuga dimudahkan Allah. Aamiin

Wednesday 26 June 2019

Hari pertama tinggal di perth

Jam sudah menunjukkan pukul 20.00, Aira makannya sangat lahap sekali. Bahkan dia nambah sampai 3 kali makan.

Ceritanya setelah sampai di Perth jam 16.00 tanggal 25 Juni, kami di jemput oleh Rian (sopir pada bagian penjemputan dari kampus). Dia bawa elp (nyebutnya mini bus sih) dan kami diantarkan ke rumah. Kira-kira bukul 17.30, kami nyampe rumah. Alhamdulillah, pintu rumah sudah terbuka dan kunci d taruh di dalam (sesuai permintaanku, karena aku tibanya malam) jadi blm sempat ketemu renternya. Kemudian saya minta Rian untuk ngajari cara ngunci rumah, siapa tau beda.

Drama pertama dimulai malam itu, kami lapar dan tidak tau harus makan apa. Untung d tasnya Aira ada snack oreo, jadi kami makan. Tetap lapar, kemudian kami pergi keluar nyari toko. Untung sebelumnya Rian sudah bilang kalau ada toko di perempatan. Kami ke sana jam 8 malaman. Ternyata diluar sepi. Bener kata teman, d pert ramenya cuma jam 10-5 sore saja. Di sana kami beli mie (indomei), crackers, sama jajan aira satu. Habis itu pulang. Alhamdulillah jarak rumah ke toko 3 rumah tapi harus mutar.

Nyampe rumah, bingung cara masak mie karena ga punya panci, ga tau vara ngidupin kompor, dan ga punya mangkok. Akhirnya kami naruh mie d piring, rendam mie pake air hangat dr keran (airnya bisa d minum), tunggu 30 menit. Jam 9 an malam kami baru makan mie. 1 mie instan untuk bertiga, lahap sekali. Habis itu aira minum obat dan tidur.

Oh ya, waktu itu kami ga ada akses internet krn nomor barunya blm aktif. Nomer dr indo ga bisa untuk akses internet karena pulsanya kurang, butuh 190 rb per hari kalau mau pake s***pati. Akhirnya kami tidur.

Alhamdulillah pagi2 teman yg kuliah di sini sms, mau ke rumah jam 10 pagi. Alhamdulillah ada harapan, paling ga bisa minta tmn untuk aktivasi nomor karena untuk aktivasi nomor butuh akses internet.

Sebenarnya sebelum tidur masih ada beberapa drama seperti sikat gigi ga ada padahal seingatku bawa dr indo, ndak bawa alat buat mbuka hp, dll. Yang membuat suami menyalahkanku karena aku yg packing. Tapi kimi tidur aja.

Saya bangun pagi jam 4 waktu sini. Subuhnya jam 5.50, alhamdulillah masih banyak waktu untuk sholat tahajud. Habis sholat ringkes2. Naruh barang2 bawaan ke lemari. Kami bawa 3 koper, sebagian besar berisi baju dan sebagian besar bajunya tidak terpakai 😂 karena disini lagi musim dingin.

Saya pilihi baju yang tebal saja. Saya tata d lemari dan baju yang tipis masih tetap d koper. Alhamdulillah suami sudah mulai membantu. Rumah mulai rapi dan kami sholat subuh. Habis sholat shubuh kami bangunkan aira dengan paksa, karena waktunya minum obat. Sebelum berangkat kami ke Ausie kami bawa Aira ke dokter karena batuknya makin parah.

Habis merayu Aira minum obat kami baca2 buku panduan studi in perth, banyak sekali informasi pentkng yg baru kami ketahui yg seharusnya tahunya waktu masih di Indo.

Jam 8, mulai lapar. Bingung makan apa. Akhirnya kami makan sereal. Dengan susu yang dingin. Satu piring bertiga. Habis itu kami mandi. Jam 10 lebih tmnku datang. Alhamdilillah. Nomorku mulai diaktifkan, prosesnya lumayan agak panjang. Kemudian kami di antar ke Kmart untuk beli rice cooker. Alhamdulillah, semua kebutuhan sudah kami catat seperti pisau, panci dll. Sehingga belanjanya cepat. Habis dari Kmart pas nyampe rumah pas petugas rental datang. Kami janjian jam 2.30. Habis itu dijelaskan tentang perjanjian pake inggris dan auper cepat. Aku nangkepe ya dikit2 karena blm terbiasa, walaupun ielts 7, tapi listening di tes tdk secepat realnya disini. Tapi alhamdulillah, sudah tak baca dulu isi surat perjanjiannya jadi bisa ngira2 tentang apa isinya.

Habis iti tmnku pualang, dan kami mulai sadar kalau kami nlm makan siang. Aira harus ikut prihatin juga ga makan. Alhamdulillah tmnku tadi bawa roti, jadi bisa d makan. Habis itu sholat d jamak. Seingatku ada waktu 3 hari kami boleh jamak sholat (aturan islam itu bener2 memudahkan)

Habis sholat, mandiin aira. Baru kami belnaja bahan makanan seperti beras dan sayuran. Habis itu jam 7 baru kami nyampe rumah, bisa masak beras, alhamdulillah. Jam 8 nasi matang. Kami makan dengan sambel dan abon(bawa dari indo) rasanya nikmat banget. Sampe aira nambah 3x. Hari ini alhamdulillah urusan perut sudah hampir beres. Tinggal satu saja yang belum yaitu blm bisa nyalain kompor. Besok d coba lagi. Tapi alhamdulillah kami bisa kenyang malam ini. Ditutup dengan sholat jamak magrib dan isya, habis itu kami tidur. Besok bisa fokus ngurus administrasi.



Ini foto aira waktu nungguin hujan reda ketika mau beli beras dan foto sebwlum tidur yang dikirim ke budhenya.





Wednesday 1 May 2019

Batuk Aira

Seperti biasanya, Aira selalu batuk setelah makan sesuatu yang membuatnya alergi. Masalahnya, saya sendiri tidak tahu dengan pasti alerginya apa. Dua minggu kemarin dia batuk lagi. Hampir setiap malam, dia bangun dan batuk. Batuknya seperti dalam sekali. Padahal sudah konsumsi procumin dan ekstra food. Kalau sudah begini, uminya sudah ndak punya hati, jadilah Aira dibawa ke Pak Prof, dokter anak langganan. Ini adalah sebagai ikhtiar agar Allah memberikan kesembuhan.

Seperti biasa dari Pak Prof di kasih obat sehingga total yang harus dikeluarkan adalah mendekati 450 rb, kalau menurutku uang segitu mending disumbangakn saja sebenarnya. Setelah obat dari Pak Prof habis, batuknya tidak langsung sembuh sih, tapi lumayan berkurang. Habis itu tak kasih habatussauda 1/2 kapsul plus ekstrafood. alhamdulillah berangsur-angsur sembuh.

Lha kemarin, dia ikut abinya. Makannya lumayan sembarangan. habis itu malam nya makan kacang hijau, kerupuk, dan ayam. Paginya dia sudah uhuk2 lagi. Sambil berdoa, ini tak kasih habbatussauda dan ekstrafood lagi. Alhamdulillah sampai tak antarkan tidak batuk.

Monday 15 April 2019

Before the real PhD Life start



Actually, InsyaAllah I will start my PhD on nect July, 1 in the University of Western Australia (UWA). Hopefully, I can depart to Australia together with my husband and my little doughter. As a PhD mom, I know that my life in Australia will not easy. So from now, I start to prepare my PhD.
What have I done for my PhD preparation:

1. Money. I have prepare the amount of money far before I apply for my PhD. Since, I want to go for PhD with my family, so I need the lots of money. I need more than one year to prepare the money. I konw it still less, but I do remember my friend quote "Don't use yor calculator, use Allah calculator instead". Bismillah, "Hope Allah will give the best".

2.  Read paper. When I asked my friend whois pursuing PhD in Netherland about PhD life. She said, "when pursuing PhD, you need to read a lot of paper". This website (https://www.researcher-app.com) offer me a lot of paper. I tried to read the paper when I have a spare time, but my problem is I do not know how to read the paper effectively and how to find the paper which is has best fit for me. May Allah give the clue. Aamiin.

3. Try to do the research by myself. I start to learn new thing by my self. I know, when pursuing PhD i have to have problem solving skill. For this month I try to learn about python, theano, tensorflow, and keras. I face some problem for two weeks, problem about installing the library and problem about starting the library. And than this tutorial help me a lot to install the library (https://www.youtube.com/watch?v=-3Iz9S4yg90) and this website help me to solve my problem about launching the spider in the environment (https://stackoverflow.com/questions/34217175/spyder-does-not-run-in-anaconda-virtual-environment-on-windows-10). Alhamdulillah, after a hard problem, there is a solution.